Senin, 15 Agustus 2011

Kesuna di Pura Gunung Salak



Kaos Kesuna kini juga bisa didapatkan di Toko Rika, Pura Parahyangan Agung Jagatkartta, Taman Sari, Gunung Salak, Bogor. Kalau sembahyang ke Gunung Salak, ingat mampir ke Toko Rika :)

#

Senin, 28 Februari 2011

N.Y.E.P.I


Perayaan tahun baru yang sangat unik dan khas. Mengajak setiap orang untuk menemukan keterangan dan untuk melihat ke dalam diri. Ilustrasi Catur Brata Nyepi teks NYEPI dengan interpretasi masa kini.
(c) Kesuna 2011 

Pandangan Sahabat



Terinspirasi dari sebuah sloka dalam Yajurveda, ajakan untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian diawali sebuah pandangan persahabatan. Dengan ilustrasi Matahari yang tersenyum, memberi tanpa pamrih, penuh kasih. 
(c) Kesuna 2011

Many Paths, One Goal (2)


Ilustrasi dari kutipan Bhagavad Gita IV.11 yang mengingatkan bahwa Tuhan tidak membedakan jalan menuju-Nya. Yakini dan nikmati perjalanan di jalanmu sendiri, jangan sibuk mengurusi jalan orang lain.
(c) Kesuna 2011 

Amusti Karana (2)


Mudra atau sikap tangan utama dalam melakukan sembah dan puja ke Tuhan Yang Maha Esa, simbolisme kesatuan wujud Tuhan sebagai Brahma, Wisnu, dan Siwa. Siapkan diri untuk pusatkan pikiran kepada Yang Kuasa
(c) Kesuna 2011

Amusti Karana (1)


Many Paths, One Goal (1)


CD Svara Semesta


cover album svara semesta
CD dapat dibeli melalui Koperasi Sinergi Nusantara
Alamat : Grha Sinergi Peradah, Jl. Tebet Barat Dalam IV no.10 Jakarta Selatan

Harga Rp. 63,000 per keping (belum termasuk ongkos kirim)

Belanja sambil ber-punia
10% dari harga CD akan disumbangkan sebagai dana punia 

Kamis, 24 Februari 2011

Ayu Laksmi Luncurkan Album "Svara Semesta"

Denpasar (ANTARA News) - Penyanyi asal Bali Ayu Laksmi akan meluncurkan album keduanya bertema "Svara Semesta" di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, pada 25 September 2010.

Rudolf, produser album itu di Sanur, Denpasar, Kamis mengatakan, dalam album tersebut berisi sebelas lagu, antara lain Tri Kaya Parisudha ("Thinking Good, Saying Good, Doing Good"), Wirama Totaka, Tat Twam Asi ("I am you and you are me") dan Reinkarnasi.

"Lirik lagu ini sebagian besar karya Ayu Laksmi. Dari 11 judul lagu tersebut, di antaranya sembilan lagu adalah ciptaannya sendiri," katanya.

Rudolf mengatakan, inilah titik kesadaran tertinggi Ayu Laksmi dari seluruh rangkaian perjalanan karier sebagai penyanyi yang telah ditekuni sejak berumur empat tahun.

"Pencapaian Ayu Laksmi merupakan refleksi. Sebuah titik kesadaran yang menyusup di dalam sikap diamnya ketika mengikuti kerja industri," katanya.

Lagu "kekidung" sebagai warisan leluhurnya akhirnya menjadi pilihan sebagai bentuk penerjemahan sabda bumi yang selama ini selalu memberontak di dalam dirinya. Ayu Laksmi lebih memilih kembali ke bumi, menggali kearifan-kearifan lokal yang dikandung tanah leluhurnya (Bali).

"Ayu Laksmi berusaha menyerahkan diri sepenuhnya kepada semesta melalui musik populer sebagai wahana kontemplasi," ujarnya.

Rudolf mengatakan, sebagian besar karya cipta perempuan ini terinspirasi dari filosofi berbagai ajaran universal dengan berpijak pada kearifan lokal, budaya dan tradisi nusantara.

Ayu Laksmi mengungkapkan, lagu maupun musik merupakan sebuah persembahan dan bentuk pengangungan, maka proses penciptaan pun menuntut totalitas. Dalam musiknya mendapat sentuhan genre baru yang dikenal sebagai "world musik`.

"Saya akui, selama ini karya-karya saya tersimpan rapi dalam pikiran, tersimpan dalam ruang yang tak banyak diketahui orang," ujar perempuan kelahiran Kota Singaraja 43 tahun silam.

Bahkan, kata dia, tidak sedikit yang menyangsikan jika seluruh karya ini lahir dari renungan dan kegelisahan.

Dalam setiap pertunjukkan saya, audien yang menjadi pengikut setiap pertunjukkan cukup beragam, baik dari kalangan anak muda sampai kaum budayawan, katanya.

"Penyajian karya-karya dalam Bahasa Sanskerta, Kawi, Bali, Indonesia dan Bahasa Inggris," ucap alumni Fakultas Hukum Universitas Udayana itu.

Kini buah renungan selama 18 tahun, kata dia, telah sering dikumandangkan dalam panggung-panggung seni budaya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.

"Saya mencoba merefleksikan hidup dan kehidupan dengan muara akhir menyerahkan diri kepada Tuhan. Lewat lagu-lagu ini juga mencoba memindahkan nilai-nilai spiritualitas ke atas panggung pertunjukkan," kata Ayu Laksmi.
(I020/M026)
Editor: Aditia Maruli
Sumber ANTARA

Sentuhan Semesta Dalam Diri

Apa yang biasanya Anda lakukan saat mendengarkan lagu? Memejamkan mata? Bergoyang? Atau turut bernyanyi? Lalu apa yang Anda lakukan saat mendengarkan suatu pesan? Berkonsentrasi? Mengerutkan kening? Memicingkan mata?

Bagaimana jika Anda sedang mendengarkan keduanya? Lagu dan pesan?

Serangkaian pertanyaan di atas tidak perlu dijawab. Karena, saya hanya bermaksud membuat Anda siap untuk mendengarkan pesan-pesan semesta yang dilantunkan oleh seorang Ayu Laksmi melalui album terbarunya, Svara Semesta. Sebuah album yang sarat dengan pesan nan dilantunkan dengan apik oleh Ayu Laksmi.

Ayu membagi 11 lagu dalam album ini ke dalam dua ruang, yaitu ruang Budaya dan Teknologi (Culture and Technology) dan ruang Manusia (Human). Mewakili konsep dasar dari lagu-lagu itu sendiri.

”Ruang Budaya & Teknologi, didominasi cerita tentang pengagungan Tuhan dan semesta dengan gaya ungkap tembang kontemporer dalam Bahasa Sansekerta, Jawa Kuno dan Bali. Terinspirasi dari kekawin (kidung suci) sebagai warisan budaya leluhur yang sarat akan filosofi”

”Ruang Manusia, mengisahkan tentang lahir, hidup dan mati, yang dimainkan manusia-manusia sesungguhnya”

Demikian Ayu memberikan penjelasan tentang konsep ruang  pada album ini.

Empat lagu di ruang Budaya & Teknologi adalah : Tri Kaya Parisudha (Thinking Good, Saying Good, Doing Good) yang juga tampil di album Nyanyian Dharma; Wirama Totaka; Duh Hyang Ratih (The Moon) dan Tat Twam Asi (I Am You)

Dan tujuh lagu di ruang Manusia, adalah : Maha Asa (Big Dream); Brothers & Sisters – Adi & Ida; Here, Now and Forever More – Om Mani Padme Hum; Ibu (Mother); I Am Talking to Myself; Breathing dan Reinkarnasi (Reincarnation).

Eksplorasi Ayu dalam ruang-ruang album ini serasa tak kenal batas. Ragam bahasa, berbalut musik-musik apik yang didukung oleh musisi-musisi yang mampu mengimbangi nilai pesan Ayu dengan komposisi dan pilihan suara yang kaya rasa. Sebut saja Balawan & Batuan Ethnic Fusion, Dewa Budjana, Bang Saat, Eko Wicaksono, Riwin, Rico Mantrawan, Dewa Agung Perdana dan sederet musisi lainnya.

Sebagian besar lagu dalam album ini adalah ciptaan Ayu Laksmi, dengan dukungan beberapa teman seperti Sugi Lanus, Dayu Ani, Agung Cahyadi, Robyn Cash serta Adrian T. King.

Kembali ke pertanyaan di awal, seandainya kita mendengarkan lagu dan pesan sekaligus, begitulah kita bisa menikmati lagu-lagu dalam album ini. Di satu waktu, penting untuk berada dalam ketenangan agar pesan bisa kita terima dengan utuh. Di waktu yang lain, kita bisa mengulang-ulang pesan yang sederhana untuk mendapatkan kedalaman pemahaman di balik kesederhanaannya.

Akhir kata, saya ucapkan selamat menikmati pesan semesta bersama Ayu Laksmi.

Salam Semesta!

by: Ananta Wijaya

Senin, 14 Februari 2011

Percobaan Posting

Ini adalah percobaan pertama untuk posting tulisan di blog ini.